Cari Blog Ini

Senin, 28 Desember 2009

kirab budaya sebagai wujud pelestarian batik

Kirab budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten Sleman, DIY ini dilaksanakan pada Rabu, 2 Desember 2009. Kirab atau pawai kebudayaan yang diikuti oleh sekitar 5000 orang ini dimulai pada pukul 14.00 WIB dari lapangan Mlati, Sleman dan berakhir dengan pertunjukan oleh masing-masing kelompok di lapangan Denggung, Sleman. Prosedur acara ini dengan sukarela atas ekonomi serta swadaya.
Pagu yuban Paes Manten Sekar Sedha adalah salah satu peserta yang mengikuti kirab budaya ini dengan jumlah anggota 45 orang. Untuk mengikuti kirab budaya ini, mereka melakukan latihan rutin selama dua minggu. Paguyuban ini sendiri adalah komunitas yang terdiri dari bermacam profesi yang mendukung terselenggaranya acara manten (pernikahan). Mulai penari dan paling banyak memang lah para perias. Informasi akan diadakannya acara semacam ini mereka dapat langsung dari dinas pariwisata (kebudayaan) kabupaten Sleman, karena mereka sendiri adalah salah satu binaan dinas kebudayaan kabupaten Sleman, DIY.
Bagi masyarakat sekitar, acara kirab budaya ini dapat menjadi salah satu hiburan gratis. Selain itu, mereka juga dapat memperkenalkan budaya daerah setempat kepada anak-anak mereka secara langsung.
Aji Wulantoro, SH, selaku koordinator lapangan menjelaskan bahwa kirab budaya ini diselenggarakan dalam rangka puncak ultah Korpri ke-38, menjadikan batik sebagai hari jadi, serta memobilisasi potensi budaya. Adapun tujuan yang lebih lanjut untuk acara ini berupa sosialisasi batik sebagai sebuah pakaian kebanggaan masyarakat, pemahaman batik meningkat, seni dan budaya sebagai komunitas masyarakat, serta membangun sebuah image masyarakat yang kondusif.
Adapun acara yang dipertunjukkan di kirab budaya ini seperti dolanan anak, ketoprak, partisipasi dari berbagai pengusaha-pengusaha seperti mirota batik. Acara ini juga dihadiri oleh bupati, camat-camat dari berbagai kecamatan. Diikuti dari berbagai elemen masyarakat dari 77 kecamatan di Kabupaten Sleman. Mulai dari masyarakat biasa, pengusaha batik, pengusaha restoran, seniman setempat, dan pegawai pemda.
Sebelumnya kirab budaya tanggal 2 Desember ini, telah dilaksanakan lomba busana batik dan pidato bahasa jawa pada tanggal 26 November 2009 kemarin.
Kepanitian merupakan gabungan dari dinas dan masyarakat setempat sebanyak 75 orang dengan persiapan kurang lebih 1,5 bulan serta melakukan sosialisasi dengan masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar juga mengetahui acara ini dari media cetak dan elektronik, media internal dan eksternal sehingga antusiasmenya sangat besar.
Kenapa acara ini diselenggarakan pada tanggal 2 Desember yang bertepatan pada hari jum’at dan bukan hari minggu? Karena panitia ingin menggunakan moment tanggal 2 dimana tanggal 2 merupakan peresmian batik sebagai world heritage (tepatnya pada tanggal 2 Oktober, red).